get app
inews
Aa Text
Read Next : Elon Musk Tantang Zuckerberg Duel di Atas Ring, Berpotensi hasilkan Rp15 Triliun

Kurikulum Merdeka Belajar Harus Bisa Kawal Eksistensi Moral dari Ancaman Disrupsi

Sabtu, 09 Juli 2022 | 12:29 WIB
header img
ilustrasi : Antara

Lalu bagaimana hadirnya Kurikulum Merdeka Belajar yang dirumuskan oleh Mas Menteri Nadiem Makarim? akankah itu bisa mengawal eksistensi basis moral dan pranata lembaga pendidikan atau justru mempercepat disrupsi?

Kurikulum Merdeka Belajar

Kurikulum Merdeka Belajar adalah kebijakan pengembangan yang dikeluarkan Kemdikbudristekdikti untuk pembelajaran peserta didik di sekolah. Kebijakan merdeka belajar menjadi langkah untuk mentransformasi pendidikan demi terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul Indonesia yang memiliki Profil Pelajar Pancasila.

Kurikulum ini juga dikenal dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Dikutip dari laman resmi Kemdikbud RI, ada beberapa impact yang diharapkan dari kurikulum ini yaitu Guru Lebih Leluasa memilih perangkat belajar, siswa dan guru didorong lebih mandiri belajar, berubah dan berbagi. Ada keinginan dari pemerintan untuk mengubah sistem pendidikan menjadi lebih membebaskan, dan meluaskan proses belajar, dari yang sebelumnya hanya berkutat di dalam kelas menjadi keluar, melihat kondisi riil di masyarakat.

Proses pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka Belajar diharapkan juga bisa menghasilkan instrumen yang bisa menjadikan basis moral dan karakter sebagai salah satu konten penting bukan justru meminggirkannya atas nama kebebasan. Prinsip moral juga harus dicarikan instrumen implementasinya sehingga para siswa dan guru sama sama menjadikan itu sebagai salah satu yang prinsipil. Mendapatkan nilai tinggi di rapor dan ijazah itu penting,  tapi bagaimana proses mendapatkannya dengan kerja keras dan kejujuran juga tidak kalah penting.

Jika kurikulum ini bisa konsisten dilaksanakan, dengan persiapan SDM dan dukungan yang memadai, maka siswa akan lebih memiliki pengkayaan dalam proses belajar dan bisa menguatkan juga karakter.

Di sisi yang lain, pengalaman Mas Menteri mendisrupsi bisnis transportasi melalui Gojek diharapkan bisa memberi solusi terhadap masalah efesiensi pendidikan selama ini tanpa harus menenggelamkan lembaga pendidikan atau instrumen yang masih dibutuhkan untuk penguatan karakter. Sukur-sukur, Mas Menteri justru bisa menciptakan instrumen baru  di zaman metaverse nanti yang justru bisa menguatkan karakter dan moral generasi mendatang. Sehingga generasi masa depan benar-benar tak hanya bisa melewati disrupsi namun bisa berjaya dengan fondasi karakter dan moral yang lebih kokoh.

 


Ero Saraswati Asmoro , adalah Guru Sosiologi SMAN 1 Bojong, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah .

 

Editor : Muhammad Burhan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut