Sementara di bawah momen Ramadan dan Idul Fitri, menurut Marlison, ada momen Natal dan Tahun Baru, yang secara rata-rata menyumbang 20 persen terhadap total uang beredar dalam satu tahun.
"Dari jumlah uang yang kita edarkan dalam satu tahun, Natal dan Tahun Baru (Nataru) rata-rata sekitar 20 persen," ungkap Marlison.
Dalam catatan BI, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2023 mencapai sebesar Rp8.300 triliun. Jumlah tersebut terhitung tumbuh 7,9 persen dibanding jumlah likuditas pada periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
Pertumbuhan tersebut, menurut Marlison, didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 6,6 persen secara tahunan (yoy). Selain itu ada juga kontribusi dari perkembangan aktiva dalam negeri bersih yang tumbuh sebesar 8,2 persen secara yoy.
"Kami sudah memperkirakan bahwa dalam satu tahun itu uang yang beredar berapa. Kami juga perkirakan periode mana saja yang menjadi puncak peredaran uangnya," tegas Marlison.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait