PEKALONGAN, iNewsPantura.id – Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan, Museum Batik Kota Pekalongan menghadirkan koleksi bertema "Jejak Islam dalam Batik", yang mulai dipamerkan per 1 Maret 2025. Pameran ini menampilkan koleksi batik dengan corak dan filosofi Islami yang kuat, di antaranya Jlamprang, Basurek, dan Rifaiyah.
Kepala Museum Batik Kota Pekalongan, Nurhayati Sinaga menjelaskan bahwa batik dengan nuansa Islam memiliki karakteristik khas, yakni tidak menampilkan makhluk hidup seperti manusia atau hewan. Sebaliknya, batik ini sarat dengan simbol, pesan, dan nilai-nilai Islam yang dituangkan dalam pola dan motif tertentu.
"Batik Jlamprang, misalnya, memiliki pola geometris. Batik Basurek dipenuhi dengan kaligrafi Arab yang mengandung ayat-ayat suci. Sementara itu, batik Rifaiyah merupakan warisan budaya yang dipengaruhi oleh ajaran Islam Rifaiyah. Ciri khas batik bermotif bernafas Islam tidak terdapat motif yang menggambarkan makhluk hidup," ujarnya.
Sebagai bagian dari program edukasi, Museum Batik juga akan mengadakan kajian khusus tentang Batik bernafas Islami dalam waktu dekat untuk menggali lebih dalam makna, filosofi, serta sejarah perkembangan batik tersebut di Kota Pekalongan.
Lebih lanjut, Nurhayati mengundang masyarakat untuk berkunjung dan menikmati suasana Ramadan melalui koleksi batik yang penuh makna ini. Salah satu ruang pamer, yakni Ruang I, telah disiapkan khusus dengan konsep Islami yang sejuk dan menenangkan, sehingga pengunjung dapat sekaligus berkontemplasi dan merenungi nilai-nilai keimanan. Terkait jam operasional Museum Batik selama Ramdan, dibuka pada hari Senin - Minggu, pukul 08.30 - 14.30 WIB.
"Kami mengajak masyarakat untuk datang ke museum dan mengenal lebih dalam jejak Islam dalam batik. Pameran ini bukan hanya tentang keindahan kain, tetapi juga tentang warisan budaya yang kaya akan nilai spiritual," tukasnya.
Editor : Suryo Sukarno
Artikel Terkait