Gabungkan Tradisi dan Aksi Hijau, Bupati Kebumen Resmikan Sanggar Budaya dan Konservasi

Joe Hartoyo
Bupati Kebumen Lilis Nuryani meresmikan Sanggar Pager Bumi Panembahan dan menanam pohon beringin untuk pelestarian lingkungan. Foto : iNewsPantura.id/ Joe H

KEBUMEN ,  iNewsPantura.id  – Peringatan bulan Asyura di Desa Clapar, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen berlangsung istimewa. Bupati Kebumen Lilis Nuryani meresmikan Sanggar Pager Bumi Panembahan sekaligus menanam pohon beringin sebagai simbol komitmen pelestarian lingkungan, khususnya konservasi mata air di wilayah pegunungan.

Dalam kesempatan itu, masyarakat juga menerima bantuan Sumur Bor untuk Kelompok Tani Jaya Makarti, yang merupakan bagian dari program CSR PT Energi Baru Terbarukan Kebumen.

Turut hadir dalam kegiatan ini jajaran Forkopimcam Karanggayam, Kepala Dinas DLHKP, Kalak BPBD, sejumlah pejabat OPD, Ketua Pepadi Kebumen R. Suman Sri Husodo, para tokoh masyarakat, seniman, hingga pegiat budaya.

Bupati Lilis mengapresiasi inisiatif warga yang memadukan nilai-nilai spiritual dalam peringatan Asyura dengan aksi konkret menjaga alam.

“Penanaman pohon ini bukan sekadar simbol, tapi langkah nyata menyelamatkan masa depan. Akar beringin yang kuat dan tajuk yang rindang mencerminkan perlindungan, kesejukan, dan kekuatan budaya kita,” ungkapnya.

Ia berharap semangat gotong royong dalam menjaga lingkungan juga dibawa dalam pembangunan desa.

 “Kami tahu pembangunan tidak cukup hanya dengan anggaran. Perlu kepercayaan, kekompakan, dan peran aktif masyarakat,” tegasnya.

Pemerintah Kabupaten Kebumen, lanjut Lilis, siap mendukung program konservasi di daerah pegunungan dan perdesaan yang menjadi wilayah tangkapan air utama.

Ketua Paguyuban Pager Bumi Panembahan, Agus Purwanto, menyampaikan kegiatan tanam pohon ini sudah berjalan rutin selama tiga tahun. Selain mempertahankan tradisi, kegiatan ini menjadi bentuk kontribusi masyarakat dalam mengatasi kekeringan.

“Dulu banyak sumber air yang hilang karena pohon produktif ditebang. Sekarang kami mulai menanam kembali—khususnya beringin dan aren. Beringin punya makna sakral, aren punya nilai ekonomi tapi tak ditebang. Ini investasi untuk generasi mendatang,” jelasnya.

Agus juga menegaskan bahwa upaya penghijauan ini menjadi solusi dari bawah, oleh masyarakat sendiri, untuk memulihkan kembali keseimbangan ekosistem yang sempat terganggu.

Editor : Suryo Sukarno

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network