Sampai akhirnya, seruan sesat tersebut memicu munculnya penolakan dari komunitas dan akhirnya membuat gereja tersebut ditutup. Sayangnya, Nthenge sudah berhasil mengumpulkan para pengikut yang kuat dan setia.
Dalam praktik ajaran sesatnya, diungkap Issa Ali, salah satu remaja mantan pengikut Nthenge, pria tersebut akan menginstruksikan para pengikutnya untuk mengikutinya ke kawasan tanah kosong Shakahola, hutan terpencil kira-kira 50 mil dari kota Malindi, Kenya. Kemudian, di tempat itulah desa-desa kecil di hutan didirikan para pengikut sekte seksat tersebut dan praktik mengerikan ajaran sesat Nthenge berjalan.
Hingga akhirnya, baru-baru ini kepolisian setempat menemukan begitu banyak mayat yang ditumpuk di kuburan dangkal di seberang hutan. Dilaporkan lebih lanjut, diungkap ahli patologi pemerintah, dari 10 otopsi yang dilakukan, 1 orang dewasa dan 9 anak-anak, sebagian besar memperlihatkan tanda-tanda mengalami kelaparan, sementara dua anak menunjukkan tanda-tanda sesak napas.
"Umumnya, sebagian besar dari mereka (jenazah) mengalami kelaparan. Kami melihat ciri-ciri orang yang belum makan, tak ada makanan di perut," terang Johansen Oduor, kepala ahli patologi pemerintah, seperti dikutip Reuters.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait