"Gandum, ya Rasul," jawab sahabat itu meyakinkan.
Rasulullah tak lekas menjawab. Beliau memperhatikan tingkah sahabat yang duduk di hadapan beliau itu. Lalu, beliau sampaikan saran agar ia memantapkan timbangannya. Jika perlu berilah kelebihan kepada setiap pembeli.
Dari kisah itu, K.H. Saifuddin Amirin menguraikan, bahwa saran Rasulullah tentu saja akan bertolak belakang dengan nalar yang umum. Secara awam, memberi imbuh (kelebihan) tidak mungkin akan mendatangkan keuntungan bagi usaha kita. Bisa-bisa cara semacam itu akan membuat usaha yang dijalankan semakin cepat menuju pada kebangkrutan.
Memang, secara sepintas, cara itu akan dipandang tidak menguntungkan. Akan tetapi, melalui anjuran itu Rasulullah bermaksud menyampaikan, jika seorang pedagang mesti pandai-pandai memikat hati calon pembelinya. Tentu, dengan cara-cara yang benar dan baik. Ungkapan imbuh tidak semata-mata melebihkan timbangan. Akan tetapi, ada yang lebih diutamakan. Yaitu, berupa akhlak mulia melalui cara yang dilakukan saat melayani pembeli, yang membuat merasa nyaman dan senang.
Editor : Ribut Achwandi
Artikel Terkait