DAMPAK krisis energi kini sedang mengancam Inggris untuk melakukan pemadaman listrik secara terorganisir selama beberapa hari selama musim dingin.
Dalam “skenario terburuk”, Inggris diharapkan dapat menghadapi kekurangan kapasitas listrik yang berjumlah sekitar seperenam dari permintaan. Dari pandangan itu, terjadi pengurangan impor listrik dari Norwegia dan Prancis.
“Skenario itu bukan sesuatu yang kami harapkan terjadi. Rumah tangga, bisnis, dan industri mereka akan mendapatkan listrik dan gas yang mereka butuhkan,” kata seorang pejabat Departemen Strategi Bisnis, Energi dan Industri pemerintah dalam sebuah wawancara, dikutip dari Reuters (10/8/2022).
Liz Truss atau Rishi Sunak diperkirakan akan menghadapi musim dingin yang sulit ketika mereka menggantikan Boris Johnson sebagai perdana menteri bulan depan. Pemadaman listrik akan tetap terjadi ketika warga Inggris menghadapi tagihan yang mahal.
Seperti diketahui, Moskow telah membatasi aliran pipa gas ke Inggris. Negara tersebut mungkin semakin bergantung pada pengiriman pipa gas dari daratan Eropa di saat musim dingin berlangsung.
Nilai Pound saat ini sudah berada di titik terlemah terhadap Euro, hal ini juga menghapus kenaikan terhadap dolar AS di angka USD1,2080 dalam perdagangan mata uang.
Dilaporkan oleh BEIS, sebenarnya Inggris memiliki cadangan gas di Laut Utara dan tidak bergantung pada impor energi dari Russia. Inggris juga menjadi tuan rumah infrastruktur pelabuhan LNG terbesar kedua di Eropa.
Pemilik Centrica Plc, mengatakan kembalinya layanan awal musim dingin ini akan setara dengan 10 kargo LNG, tidak cukup untuk membuat perbedaan yang signifikan. Inggris dikatakan juga akan menghadapi persaingan internasional dalam hal impor gas.
Kondisi ini membuat Inggris menjual listrik dengan harga yang lebih tinggi daripada Norwegia, dan bergantung pada impor.
Editor : Hadi Widodo